Senin, 16 Februari 2015

SOSIALISASI APLIKASI PEMANFAATAN LPG SEBAGAI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR

KELOMPOK BBMG 
KP3 TEKNOLOGI APLIKASI PRODUK
PPPTMGB "LEMIGAS"
Dra. Emi Yuliarita;  Ir. Maymuchar, MT; Cahyo Setyo Wibowo, ST, MT; dkk


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, telah menetapkan tiga strategi pengarusutamaan pembangunan nasional yaitu Pemerintahan yang Baik, Pembangunan yang Berkelanjutan, dan Pengarusutamaan Gender. Ketiga pilar ini menjadi landasan operasional pelaksanaan seluruh kebijakan, program dan kegiatan baik di tingkat nasional maupun di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
            Terkait dengan pengarusutamaan gender, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000  tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan  Nasional, mengamanatkan kepada seluruh Kementerian Negara/Lembaga untuk mengintegrasikan gender pada setiap tahapan proses pembangunan yaitu mulai dari perencanaan,  penyusunan,  pelaksanaan,  pemantauan,  dan  evaluasi  pada  seluruh bidang pembangunan.
Kesetaraan gender merupakan kesamaan hak, tanggung jawab dan kesempatan bagi laki-laki dan perempuan, untuk berperan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, pertahanan, dan keamanan   nasional,   serta   kesamaan dalam menikmati hasil yang dampaknya seimbang. 
Ada dua hal yang akan diberikan/diakomodasi dari kegiatan ARG adalah :
1. Keadilan bagi perempuan dan laki-laki (dengan mempertimbangkan peran dan hubungan gendernya) dalam memperoleh akses, manfaat (dari program pembangunan), berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan mempunyai kontrol terhadap sumber-sumber daya;
2. Kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki terhadap kesempatan/peluang dalam memilih dan menikmati hasil pembangunan.
            PPPTMGB "LEMIGAS" sebagai badan penelitian dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Minyak dan Gas Bumi di Kementerian mengambil inisiatif dengan ikut serta dalam program ARG ini. Salah satu penelitian tersebut adalah pemanfaatan bahan bakar LPG untuk sepeda motor.
            Perkembangan populasi sepeda motor di dalam negeri dari tahun ke tahun cukup signifikan. Perkembangan ini memberi imbas kepada kebutuhan bahan bakar minyak. Penggunan LPG sebagai bahan bakar sepeda motor merupakan suatu alternatif yang harus ditempuh dalam mengantisipasi tingginya pemakaian bahan bakar untuk sepeda motor yang signifikan dengan bertambahnya jumlah sepeda motor.

            Berdasarkan gender, sebagian besar pengguna  sepeda motor adalah kaum pria, walaupun banyak juga dari kaum wanita yang menggunakan alat transportasi ini. masih sangat minim sekali sepeda motor yang menggunakan bahan bakar LPG mengingat masih banyaknya pemikiran akan bahayanya pemanfaatan bahan bakar gas. Hal ini disebabkan kurangnya informasi mengenai bahan bakar LPG dan ke-enggan-an kaum wanita untuk mau terlibat dalam keteknisan. Untuk itu sangat diperlukan penyampaian informasi mengenai pemanfaatan bahan bakar LPG ini pada sepeda motor kepada kaum wanita. 

Maksud dan Tujuan
Maksud kegiatan ini adalah untuk melaksanakan kegiatan Anggaran Resposif Gender (ARG) pada tahun anggaran 2013 melalui kegiatan sosialisasi hasil penelitian pemanfaatan bahan bakar LPG pada sepeda motor. Sasaran utama kegiatan sosialisasi ini adalah kaum wanita.
 








Jumat, 13 Februari 2015

STUDI PENGARUH PENGGUNAAN B-20 TERHADAP KOMPONEN METAL DAN NON-METAL SALURAN BAHAN BAKAR MESIN DIESEL

KELOMPOK BAHAN BAKAR MINYAK & GAS (BBMG)
KP3 TEKNOLOGI APLIKASI PRODUK
PPPTMGB "LEMIGAS"
Cahyo, Riesta, Nanang, Lies, Dimitri, Dziki, Dimaz, Yogi, Saepul, Dimaz, Widi


Penggunaan biodiesel sebagai campuran bahan bakar diesel untuk kendaraan bermesin diesel telah berkembang di berbagai negara. Worldwide Fuel Charter (WWFC) sebagai salah satu organisasi yang menjadi panduan negara-negara di dunia dalam menetapkan spesifikasi bahan bakar telah menerbitkan Biodiesel Guidelines pada bulan Maret 2009. Panduan tersebut merekomendasikan batasan mutu untuk B100 yang disiapkan untuk dicampurkan dengan bahan bakar diesel sebesar maksimum 5% volum. Dalam situs www.biodiesel.org/using-biodiesel/oem-information per tanggal 12 September 2012 disebutkan bahwa seluruh produsen Original Equipment Manufacturers (OEM) besar di Amerika memproduksi kendaraan mesin diesel yang mendukung penggunaan B-5 dan campuran yang lebih rendah, sementara 79% produsen mendukung penggunaan B-20 atau campuran yang lebih tinggi melalui beberapa peralatan yang mereka gunakan. Penelitian mengenai penggunaan biodiesel pada campuran yang lebih tinggi masih terus dilakukan di berbagai Negara secara intensif.
Di Indonesia, penelitian mengenai pengaruh penggunaan biodiesel terhadap komponen di saluran bahan bakar kendaraan mesin diesel telah dimulai pada tahun 2011. Reza Sukarahardja dkk. [1] melakukan penelitian kompatibilitas komponen saluran bahan bakar pada kendaraan Isuzu Panther terhadap B-5, B-10, B-15 dan B-20. Pada penelitian tersebut, komponen saluran bahan bakar baik untuk material logam maupun non-logam diuji dengan perendaman selama 500 jam dalam bahan bakar perendam. Setelah perendaman, karakterisasi material uji dilakukan dengan pengukuran volume, panjang, berat, dan hardness serta tensile strength. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan biodiesel menyebabkan perubahan pada dimensi dan sifat kekerasan material non-logam. Dalam penelitian tersebut jenis material penyusun komponen saluran bahan bakar tidak diidentifikasi secara spesifik, hanya dibedakan antara komponen logam, komponen karet dan komponen plastik.

Beberapa literatur di jurnal internasional menyatakan bahwa penelitian yang mereka lakukan secara komprehensif terhadap jenis material yang berbeda menghasilkan kompatibilitas yang berbeda pula terhadap penggunaan biodiesel. Haseeb, et.al [2] memaparkan jenis material yang umum digunakan dalam saluran bahan bakar kendaraan diesel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan biodiesel terhadap degradasi sifat fisik dan kimia beberapa jenis komponen logam dan non-logam sehingga di akhir penelitian dapat memberikan rekomendasi jenis-jenis material logam dan non-logam yang memiliki ketahanan atau kompatibilitas terhadap biodiesel hingga B-20. Pelaksanaan penelitian ini bermaksud untuk mendukung tujuh program utama LEMIGAS, terutama yang berkaitan dengan pengembangan bahan bakar alternatif (dalam hal ini aplikasi B-XX pada kendaraan diesel) dan pengembangan teknologi material.

email: herryscorvio@gmail.com 


















PEMANFAATAN LPG SEBAGAI BAHAN BAKAR PERAHU MOTOR TEMPEL NELAYAN

Kelompok Bahan Bakar Minyak dan Gas

KP3 Teknologi Aplikasi Produk
PPPTMGB "LEMIGAS"

Keberadaan bahan bakar minyak jenis bensin untuk motor tempel di beberapa wilayah sangatlah terbatas dan kadang terjadi kelangkaan, sehingga perahu layar ataupun dayung menjadi pilihan untuk mencari hasil laut atau sungai demi mendapatkan bahan makanan sehari-hari. Masalah ini perlu disikapi sebagai bentuk tindak lanjut dari perhatian Presiden Republik Indonesia di awal tahun 2013 saat mengunjungi perkampungan nelayan tradisional yang secara prinsip masyarakat Indonesia harus mendapatkan keberadaan bahan bakar yang baik. LPG sebagai bahan bakar yang sejak dekade 2000-an telah dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat, dapat juga dipergunakan sebagai bahan bakar substitusi bahan bakar minyak bagi perahu motor tempel. Secara teori dapat dikonversikan menjadi menggunakan bi-fuel, yaitu bahan bakar minyak dan LPG. Adapun bahan bakar LPG yang dipergunakan adalah LPG 3 kg yang secara umum telah merakyat dan telah difahami berbagai kalangan, serta kemudahan dalam memperoleh bahan bakar tersebut. Namun perlu diperhatikan faktor-faktor teknis dan keselamatan dari motor tempel dan pemakainya.
            Berdasarkan data statistik dari Perikanan Tangkap Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, jumlah kapal yang menggunakan motor tempel itu paling dominan, sehingga konsumsi premium justru cukup besar. Selama ini, kapal nelayan hanya identik dengan solar saja. Padahal, sebagian besar kapal menggunakan bahan bakar premium. Berdasarkan literatur hasil uji coba dan penelitian awal yang telah dilakukan pada kapal besar, terbukti penggunaan bahan bakar gas menghemat rata-rata 51% dibandingkan dengan bahan bakar premium (Ditjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan).
            Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat dan menunjang program pemerintah dalam menekan konsumsi BBM yang terus meningkat, maka program konversi BBM ke Gas untuk kapal tempel masyarakat nelayan perlu dilakukan dengan suatu penelitian yang menyeluruh dari mulai jenis alat konversi yang sesuai hingga data teknis pengaruhnya terhadap mesin kapal tempel itu sendiri. Hal ini dimaksudkan supaya program konversi BBM bukan hanya di kendaraan umum, tetapi untuk kapal ikan ukuran kecil (kapal tempel) yang menggunakan premium.

Tujuan
 Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melakukan pengujian performa motor tempel pada perahu nelayan kecil dengan bahan bakar minyak jenis bensin dan LPG serta pembuatan sistem peralatan konversi bagi motor tempel pada perahu tempel nelayan kecil.
Tujuan dari kajian ini adalah untuk memanfaatkan LPG sebagai bahan bakar pada perahu motor tempel nelayan kecil serta pembuatan sistem peralatan konversinya

Email: herryscorvio@gmail.com