Ambon - Tim pusat
penelitian dan pengembangan teknologi ketenaga listrikan energi baru
terbarukan dan konservasi energi (P3TEK EBTKE) beserta tim staf potensi
maritim Kepala Staf TNI AL (Spotmar Kasal) menggelar rapat teknis
penyusunan feasibility dan detail, engineering design PLTS pos jaga TNI
di wilayah timur di ruang rapat Mako Lantamal IX Ambon, Jumat, (23/11).
Danlantamal IX Ambon Laksamana Pertama TNI Antongan Simatupang dalam
sambutannya yang dibacakan Wadan Lantamal IX Kolonel Marinir Supriyono
mengatakan, diketahui bahwa energi listrik adalah salah satu kebutuhan
masyarakat modern yang sangat penting dan vital. Ketiadaan energi
listrik akan sangat menggangu keberlangsungan aktifitas manusia, oleh
karena itu kesinambungan dan ketersediaan energi listrik perlu
dipertahankan setiap waktu.
“Rasio elekrifikasi Indonesia saat
ini adalah 87% hal tersebut menunjukan bahwa 8,5 juta penduduk Indonesia
atau setara dengan 2.500 Desa yang belum dialiri listrik, letak
geografis Indonesia merupakan salah satu penyebab masih banyaknya daerah
yang belum terjangkau listrik seperti pulau-pulau terluar Maluku,”
ujarnya.
Sementara itu, Ketua TIM Spotmar Kasal Kolonel Laut (S)
Djakaria Purba Girsang Paban IV Komsos Spotmar Kasal menambahakan
penugasan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi untuk melaksanakan feasibility studi dan detail engineering
design pembangunan PLTS di pos jaga TNI, tidak hanya bagi TNI AL, namun
juga bagi TNI AD merupakan kebanggaan, karena sudah dipercaya untuk
ditugaskan sekaligus menjadi tantangan.
Ketua Tim P3TEK EBTKE
Ery Wahyu Nugroho menjelaskan, pembangunan ini diharapkan direalisasikan
di tahun 2019, oleh karena itu pihaknya membu-tuhkan data-data dari
Posal-Posal yang sudah direkomendasi untuk dilaksanakannya pembangunan
tersebut.
Untuk diketahui hadir dalam rapat itu, antara lain,
Aspotmar Danlantamal IX Kolonel Marinir Nanang P, Para Danposal di
jajaran Lantamal IX, serta perwakilan anggota Yonmarhanlan IX.(S-39)
Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (BBSP KEBTKE)
Senin, 06 Mei 2019
Litbang KEBTKE Rancang Bekas Tambang Jadi Lumbung Energi Berbasis Surya
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS NOMOR: 334.Pers/04/SJI/2019 Tanggal: 05 Mei 2019
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (P3Tek KEBTKE) Kementerian ESDM sedang menyiapkan konsep pasokan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di area bekas tambang milik PT Timah, Tbk.
"Setelah kami observasi, kami akan mencoba mengimplementasikan PLTS pada kegiatan produksi PT Timah di Kampung Reklamasi Air Jangkang di Pulau Bangka, Riau," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dann Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana di Jakarta, Jumat (3/5).
Menurut Dadan, pembangkit berbasis surya ini akan menjadi pilot project di wilayah bekas tambang. "Ini bisa dijadikan percontohan bagaimana pembangunan PLTS dikerjakan pada skala lebih besar," jelasnya.
Nantinya, PLTS ini akan dijadikan sebagai salah satu unit usaha penyediaan tenaga listrik, mengingat Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan di daerah seperti Kepulauan Bangka Belitung cukup tinggi, sebesar Rp. 2.681/kwh (di atas US 18 cent/kwh).
Kampung Reklamasi Air Jangkang merupakan wilayah bekas penambangan PT Timah seluas 31 hektar yang kini direklamasi menjadi taman rekreasi keluarga dan agrowisata dengan beragam fasilitas penunjang bagi wisatawan. "Listrik memang menjadi kendala di Provinsi Bangka Belitung karena masih banyak daerah yang belum terjangkau listrik PLN, sehingga beberapa daerah masih menggunakan genset," kata Dadan.
Jalankan Audit Energi
Upaya konservasi energi dari sinar surya di lahan bekas tambang dinilai sebagai salah satu praktik efisiensi energi. Mandatori inilah yang bakal dieksekusi oleh BLU P3Tek KEBTKE dalam melaksanakan program audit energi.
"Proses ini diperlukan lantaran kecenderungan biaya energi makin lama makin meningkat. Jika dibiarkan bakal mempengaruhi manajemen perusahaan," tegas Dadan.
Dadan menambahkan, BLU P3Tek KEBTKE akan mengukur dan memantau penggunaan energi, identifikasi biaya energi, mengelola risiko hingga memberikan sejumlah rekomendasi terkait peningkatan efisiensi. Dengan begitu, kegiatan operasi produksi PT. Timah dapat berjalan seefisien mungkin.
"Kami akan merekomendasikan prosedur peralatan yang efisien dan memberikan analisis atas dampak penggunaan energi terhadap lingkungan sekitar. Mudah-mudahan ini dapat membantu kegiatan produksi PT Timah lebih efisien," harapnya.
Sebagai informasi, BLU Litbang ESDM dan PT Timah telah melakukan Perjanjian Kerja sama (PKS) dalam mengembangkan penelitian teknologi bidang ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan dan konservasi energi demi meningkatkan aktivitas produksi timah.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama
Agung Pribadi (08112213555)
Langganan:
Postingan (Atom)