By: Emi Yuliarita; Maymuchar; Cahyo; Riesta; Lies; Dimitri; Reza; Lutfi; Herry; and BBMG "LEMIGAS" Group
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kepada Tuhan yang maha kuasa atas terselesaikannya laporan pelaksanaan kegiatan
Analisis Responsif Gender (ARG) – Aplikasi Pemanfaatan LPG Sebagai Bahan Bakar
Sepeda Motor. Kegiatan ARG ini sebagai bagian dari program kegiatan penelitian
dan pengembangan dalam bidang minyak dan gas bumi di lingkungan PPPTMGB
“Lemigas” yang khusus kepada program pengarusutamaan gender (PUG). Kegiatan ini
terselenggara atas dasar masih besarnya kesenjangan partisipasi kalangan
perempuan dalam akses hasil-hasil pembangunan nasional termasuk di dalamnya Aplikasi
Pemanfaatan LPG Sebagai Bahan Bakar Sepeda Motor.
Aplikasi Pemanfaatan
LPG Sebagai Bahan Bakar Sepeda Motor pun yang masih
terbilang baru dan perlu dilakukan sosialisasi terhadap penggunanya. Sesuai dengan juklak
kegiatan ARG bahwa kegiatan ARG mengakomodasi terhadap dua hal yaitu Keadilan bagi perempuan dan laki-laki (dengan mempertimbangkan peran dan hubungan
gendernya) dalam memperoleh akses, manfaat (dari program pembangunan), berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan dan mempunyai kontrol terhadap sumber-sumber
daya dan
kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki dalam kesempatan / peluang dalam memilih dan dalam menikmati hasil pembangunan, karenanya pada
pelaksanaan kegiatan ARG ini dilakukan sosialisasi dan penyebarluasan hasil
penelitian yang sudah dilakukan di PPPTMGB “LEMIGAS” kepada kalangan perempuan
yang dalam hal ini adalah penelitian Aplikasi Pemanfaatan LPG Sebagai Bahan
Bakar Sepeda Motor.
Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada seluruh anggota Tim Pelaksana, Koordinator
KPPP Teknologi Aplikasi Produk dan Kepala Pusat PPPTMGB ”LEMIGAS” beserta jajarannya atas semua dukungan sehingga program kegiatan ARG
ini dapat terlaksana dengan baik.
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kenaikan populasi kendaraan bermotor roda dua dalam beberapa tahun ini
cukup signifikan, tercatat pada tahun 2009 terdapat
87.136.000 buah kendaraan ini dengan berbagai
merek. Ini
berarti kendaraan ini telah meningkat sebesar 318,72% selama sepuluh tahun terakhir ini. Kenaikan
jumlah ini berdampak pada kebutuhan akan bahan bakar minyak meningkat. Dilain
pihak cadangan bahan bakar gas sebagai bahan bakar alternatif masih cukup banyak
tersedia. Berdasarkan hal ini peluang untuk menggunakan LPG cukup besar
terutama digunakan sebagai bahan bakar sepeda motor.
Pemanfaatan LPG
sebagai bahan bakar
sepeda motor merupakan suatu alternatif yang menjanjikan jika ditinjau dari
aspek ketersediaan sumber energi dan aspek lingkungan. Namun demikian,
pemanfaatan LPG sebagai bahan bakar sepeda motor bukan tanpa resiko. Kondisi
penyimpanan LPG dalam tabung bertekanan dapat menyebabkan keadaan berbahaya
bagi pengguna dan lingkungan sekitarnya. Sistem pembakaran pada sepeda motor
berbahan bakar bensin juga harus disesuaikan dengan LPG sebagai bahan bakar
baru. Oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi sistem penyimpanan, penyaluran
bahan bakar dan pembakaran LPG sehingga kendaraan dapat beroperasi dengan baik.
Komponen utama LPG umumnya
tersebut terdiri dari senyawa propane (C3H12), Propyline
atau Propena (C3H6), butane (C4H10), butylenes atau butena (C4H8),
dan sejumlah kecil ethane (C2H6), ethylene (C2H4), dan penthana (C5H12). LPG
yang digunakan di Indonesia yang dikenal sebagai bahan bakar gas LPG, meliputi
bahan bakar gas LPG untuk kebutuhan rumah tangga, industri dan komerial serta
untuk kendaraan bermotor yaitu bahan bakar gas LPG campuran propana dan butane
yang dikenal dengan Elpiji Campuran. Di Indonesia, jenis elpiji ini biasanya
mempunyai komponen utama propane +
30% dan butane 70%. Bahan bakar gas LPG untuk kebutuhan khusus dan komersial,
yaitu bahan bakar gas Elpiji propana, yang disebut Elpiji propane.
Elpiji merupakan merk
dagang dari LPG atau Liquefied Petroleum
Gasses, secara umum LPG bersifat :
►
Berat jenis gas LPG lebih besar dari udara, yaitu :
● Butana
mempunyai berat jenis dua kali berat jenis udara.
● Propana
mempunyai berat jenis satu setengah kali berat udara.
► Tidak mempunyai sifat pelumasan terhadap metal.
► Merupakan Solvent yang baik terhadap karet, sehingga
perlu diperhatikan terhadap kemasan atau tabung yang di pakai.
► Tidak berwarna baik berupa cairan maupun dalam bentuk
gas.
► Tidak berbau. Sehingga untuk kesalamatan, LPG komersial
perlu ditambah zat odor, yaitu Ethyl
Mercaptane yang berbau menyengat seperti petai.
► Tidak
mengandung racun.
► Bila
menguap di udara bebas akan membentuk lapisan karena kondensasi sehingga adanya
aliran gas.
►
Setiap kilo gram LPG cair dapat berubah menjadi kurang
lebih 500 liter gas LPG.
Dalam mengkonversi
kendaraan berbahan bakar premium atau solar dengan bahan bakar LPG dapat
dilakukan melalui dua sistem yaitu :
1.
Sistem Bi-fuel
Sistem bi-fuel merupakan suatu sistem konversi
bahan bakar pada kendaraan bermotor, sehingga dapat beroperasi dengan
menggunakan dua jenis bahan bakar yang dipilih sesuai dengan jenis bahan bakar
yang diperlukan. Perubahan ke sistem ini dilakukan hanya dengan memasang
peralatan konversi (conversion kit)
LPG tanpa merubah sistem bahan bakar konvensional sehingga kendaraan tersebut
dapat beroperasi menggunakan bahan bakar bensin atau LPG. Pemilihan penggunaan
bahan bakar tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan switch yang dipasang di bagian depan/panel kendaraan. Kelemahan sistem
ini adalah belum adanya kesepakatan mengenai waktu penyalaan dan bentuk mixer yang cocok untuk kedua jenis bahan
bakar sehingga menyebabkan menurunnya daya dan kecepatan maksimum yang
dihasilkan bila kendaraan tersebut menggunakan bahan bakar LPG. Hal ini dikarenakan
kendaraan yang digunakan memang telah di desain beroperasi dengan bahan bakar
bensin. Kelemahan lain adalah sistem ini hanya dapat diterapkan pada kendaraan
bensin.
2.
Sistem Full Dedicated
Sistem full dedicated merupakan suatu sistem
konversi bahan bakar pada kendaraan bermotor sehingga kendaraan tersebut hanya
dapat beroperasi dengan bahan bakar LPG saja. Kelebihan sistem ini dapat
diterapkan pada kendaraan bensin maupun diesel. Pada kendaraan bensin untuk mendapatkan
hasil yang baik perlu dilakukan sedikit perubahan yaitu rasio kompresi
dinaikkan satu angka lebih tinggi dari rasio kompresi kendaraan yang sebelum
dikonversikan dan waktu penyalaan yang perlu disesuaikan dengan bahan bakar
LPG. Sistem full dedicated pada
kendaraan bensin dapat diubah kembali ke sistem konvensional. Sedang pada
kendaraan diesel perubahan yang diperlukan akan lebih rumit karena kendaraan
tersebut harus diubah menjadi kendaraan bensin.