LGV atau Liquified Gas for Vehicle sering disebut Vi-Gas, merupakan hahan bakar gas yang diformulasikan untuk kendaraan bermotor yang menggunakan spark ignition engine terdiri dari campuran propane (C3) dan butane (C4).
Bahan bakar ini sudah banyak digunakan oleh kendaraan umum seperti
taksi dan angkutan kota. Kendaraan pribadi juga dapat menggunakannya.
Harganya relatif murah yaitu Rp 3.600 per liter setara premium (lsp),
yang pasti jauh lebih murah dibanding premium maupun pertamax.
Beberapa keunggulan lainnya, Vi-Gas ramah terhadap lingkungan,
menghasilkan pembakaran yang bersih, memiliki Oktan Number lebih dari
(sama dengan) 98, memperpanjang umur mesin dan pelumas, suara mesin
lebih halus dan bebas knocking, bebas sulfur dan timbal serta tekanan di
dalam tangki lebih rendah 8-12 bar. LGV relatif lebih aman dibanding
BBG biasa atau CNG (Compressed Natural Gas) karena tekanannya lebih
rendah. Tabungnya juga lebih kecil dibanding CNG.
Sedangkan CNG atau GAS ALAM TERKOMPRESI
(Compressed natural gas) dikenal sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan
bakar ini dianggap lebih 'bersih' bila dibandingkan dengan dua bahan
bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat
dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam.
CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk
silinder.
Argentina dan Brazil di Amerika Latin adalah dua negara dengan jumlah kendaraan pengguna CNG terbesar. Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar cair (bensin dan solar), peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG yang terus berkembang.
Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran lingkungan, CNG saat ini mulai digunakan juga untuk kendaraan penumpang dan truk barang berdaya ringan hingga menengah.
Di Indonesia, CNG bukanlah barang baru. Pencanangan untuk menggunakan CNG yang harganya lebih murah dan lebih bersih lingkungan daripada bahan bakar minyak (BBM) sudah dilakukan sejak tahun 1986. Pada saat itu ditetapkan bahwa 20% dari armada taksi harus memakai CNG. Namun, karena pada saat itu harga BBM masih dianggap terjangkau, maka minat untuk menggunakannya tidak sempat membesar. (LN)
Argentina dan Brazil di Amerika Latin adalah dua negara dengan jumlah kendaraan pengguna CNG terbesar. Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar cair (bensin dan solar), peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG yang terus berkembang.
Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran lingkungan, CNG saat ini mulai digunakan juga untuk kendaraan penumpang dan truk barang berdaya ringan hingga menengah.
Di Indonesia, CNG bukanlah barang baru. Pencanangan untuk menggunakan CNG yang harganya lebih murah dan lebih bersih lingkungan daripada bahan bakar minyak (BBM) sudah dilakukan sejak tahun 1986. Pada saat itu ditetapkan bahwa 20% dari armada taksi harus memakai CNG. Namun, karena pada saat itu harga BBM masih dianggap terjangkau, maka minat untuk menggunakannya tidak sempat membesar. (LN)
SUMBER: Departemen Energi Sumber Daya Mineral
http://www.bisnis.com/articles/bisnispedia-apa-beda-lgv-dan-cng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar