Rabu, 28 Mei 2014

STUDI APLIKASI DAN KINERJA DME SEBAGAI BAHAN BAKAR BARU/ALTERNATIF SUBSTITUSI LPG UNTUK RUMAH TANGGA, INDUSTRI DAN TRANSPORTASI

DIPA Tahun 2010



ABSTRAK
Kebijakan Energi Nasional (KEN) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden RI Nomor 05 Tahun 2006 memberikan panduan diversifikasi energi dengan mengembangkan energi alternatif. Melalui kebijakan ini, diharapkan pertumbuhan sumber energi alternatif dapat terpacu. Upaya diversifikasi energi dengan mengoptimalkan sumber energi lain diantaranya adalah program konversi minyak tanah dengan LPG.
Dimethyl ether (DME) adalah bahan bakar yang memiliki sifat yang mirip dengan LPG mempunyai potensi cukup besar untuk dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai bahan bakar pengganti atau campuran LPG. Pemanfaatan bahan bakar ini dapat dilakukan pada sistem pembakaran pada industri kecil seperti burner dan mesin-mesin pembangkit tenaga listrik (generator).
Penelitian kinerja DME murni sebagai bahan bakar pada industri kecil (burner) dimaksudkan untuk mengamati pengaruh pemakaian bahan bakar DME pada sistem pembakaran burner yang digunakan pada industri-industri kecil. Dengan bantuan software akan diperoleh konfigurasi terbaik untuk memberikan campuran bahan bakar – udara optimum sehingga diperoleh efisiensi tertinggi untuk bahan bakar baru.
Studi Pemanfaatan LPG Mix DME pada Generator dimaksudkan untuk mengamati pengaruh pemakaian beberapa variasi campuran DME dalam LPG pada mesin pembangkit listrik. Unjuk kerja, konsumsi bahan bakar dan emisi merupakan pengaruh yang diamati pada pemanfaatan bahan bakar ini. 

MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan kajian terhadap karakteristik dan kinerja DME dan LPG Mix DME sebagai substitusi LPG pada peralatan di sektor industri kecil terutama pada burner dan mesin pembangkit listrik (generator). Dengan adanya kajian ini diharapkan memberikan solusi teknis yang tepat dalam pemanfaatan bahan bakar alternatif ini. Untuk tahun 2011 akan dilaksanakan 2 (dua) buah studi yaitu :
a.       Penelitian Kinerja DME Murni Sebagai Bahan Bakar pada Industri Kecil (burner)
b.      Studi Pemanfaatan LPG Mix DME pada Generator


HASIL
1.  Memperoleh data teknis pemanfaatan DME sebagai bahan energi alternatif subsitusi LPG untuk industri kecil terutama pada burner yang ada di pasaran dengan variasi campuran LPG dan DME.
2. Memperoleh data teknis hasil simulasi dengan menggunakan software computational fluid dynamic.
3.   Memperoleh data karakteristik bahan bakar LPG mix DME pada beberapa  variasi campuran.
4.  Memperoleh data teknis pemanfaatan DME sebagai bahan energi alternatif subsitusi LPG untuk mesin pembangkit listrik (generator) yang ada di pasaran dengan variasi campuran LPG dan DME.

Senin, 26 Mei 2014

APLIKASI PEMANFAATAN LPG SEBAGAI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR

By: Emi Yuliarita; Maymuchar; Cahyo; Riesta; Lies; Dimitri; Reza; Lutfi; Herry; and BBMG "LEMIGAS" Group



KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas terselesaikannya laporan pelaksanaan kegiatan Analisis Responsif Gender (ARG) – Aplikasi Pemanfaatan LPG Sebagai Bahan Bakar Sepeda Motor. Kegiatan ARG ini sebagai bagian dari program kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bidang minyak dan gas bumi di lingkungan PPPTMGB “Lemigas” yang khusus kepada program pengarusutamaan gender (PUG). Kegiatan ini terselenggara atas dasar masih besarnya kesenjangan partisipasi kalangan perempuan dalam akses hasil-hasil pembangunan nasional termasuk di dalamnya Aplikasi Pemanfaatan LPG Sebagai Bahan Bakar Sepeda Motor.   
Aplikasi Pemanfaatan LPG Sebagai Bahan Bakar Sepeda Motor pun yang masih terbilang baru dan perlu dilakukan sosialisasi terhadap penggunanya. Sesuai dengan juklak kegiatan ARG bahwa kegiatan ARG mengakomodasi terhadap dua hal yaitu Keadilan bagi perempuan dan laki-laki (dengan  mempertimbangkan peran dan hubungan gendernya) dalam memperoleh akses, manfaat (dari program pembangunan), berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan mempunyai kontrol terhadap sumber-sumber daya dan kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki dalam kesempatan / peluang dalam memilih dan dalam menikmati hasil pembangunan, karenanya pada pelaksanaan kegiatan ARG ini dilakukan sosialisasi dan penyebarluasan hasil penelitian yang sudah dilakukan di PPPTMGB “LEMIGAS” kepada kalangan perempuan yang dalam hal ini adalah penelitian Aplikasi Pemanfaatan LPG Sebagai Bahan Bakar Sepeda Motor.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada seluruh anggota Tim Pelaksana, Koordinator KPPP Teknologi Aplikasi Produk dan Kepala Pusat PPPTMGB ”LEMIGAS”  beserta jajarannya atas semua dukungan sehingga program kegiatan ARG ini dapat terlaksana dengan baik.
 

BAB I  PENDAHULUAN 

A.       Latar Belakang

Kenaikan populasi kendaraan bermotor roda dua dalam beberapa tahun ini cukup signifikan, tercatat pada tahun 2009 terdapat 87.136.000 buah kendaraan ini dengan berbagai merek. Ini berarti kendaraan ini telah meningkat sebesar 318,72%  selama sepuluh tahun terakhir ini. Kenaikan jumlah ini berdampak pada kebutuhan akan bahan bakar minyak meningkat. Dilain pihak cadangan bahan bakar gas sebagai bahan bakar alternatif masih cukup banyak tersedia. Berdasarkan hal ini peluang untuk menggunakan LPG cukup besar terutama digunakan sebagai bahan bakar sepeda motor.
Pemanfaatan LPG sebagai bahan bakar sepeda motor merupakan suatu alternatif yang menjanjikan jika ditinjau dari aspek ketersediaan sumber energi dan aspek lingkungan. Namun demikian, pemanfaatan LPG sebagai bahan bakar sepeda motor bukan tanpa resiko. Kondisi penyimpanan LPG dalam tabung bertekanan dapat menyebabkan keadaan berbahaya bagi pengguna dan lingkungan sekitarnya. Sistem pembakaran pada sepeda motor berbahan bakar bensin juga harus disesuaikan dengan LPG sebagai bahan bakar baru. Oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi sistem penyimpanan, penyaluran bahan bakar dan pembakaran LPG sehingga kendaraan dapat beroperasi dengan baik.
Komponen utama LPG umumnya tersebut terdiri dari senyawa propane (C3H12), Propyline atau Propena (C3H6), butane (C4H10), butylenes atau butena (C4H8), dan sejumlah kecil ethane (C2H6), ethylene (C2H4), dan penthana (C5H12). LPG yang digunakan di Indonesia yang dikenal sebagai bahan bakar gas LPG, meliputi bahan bakar gas LPG untuk kebutuhan rumah tangga, industri dan komerial serta untuk kendaraan bermotor yaitu bahan bakar gas LPG campuran propana dan butane yang dikenal dengan Elpiji Campuran. Di Indonesia, jenis elpiji ini biasanya mempunyai komponen utama  propane + 30% dan butane 70%. Bahan bakar gas LPG untuk kebutuhan khusus dan komersial, yaitu bahan bakar gas Elpiji propana, yang disebut Elpiji propane.
Elpiji merupakan merk dagang dari LPG atau Liquefied Petroleum Gasses, secara umum LPG bersifat :
   Berat jenis gas LPG lebih besar dari udara, yaitu :
       Butana mempunyai berat jenis dua kali berat jenis udara.
       Propana mempunyai berat jenis satu setengah kali berat udara.
  Tidak mempunyai sifat pelumasan terhadap metal.
Merupakan Solvent yang baik terhadap karet, sehingga perlu diperhatikan terhadap kemasan atau tabung yang di pakai.
  Tidak berwarna baik berupa cairan maupun dalam bentuk gas.
  Tidak berbau. Sehingga untuk kesalamatan, LPG komersial perlu ditambah zat odor, yaitu Ethyl Mercaptane yang berbau menyengat seperti petai.
  Tidak mengandung racun.
Bila menguap di udara bebas akan membentuk lapisan karena kondensasi sehingga adanya aliran gas.
   Setiap kilo gram LPG cair dapat berubah menjadi kurang lebih 500 liter gas LPG.
Dalam mengkonversi kendaraan berbahan bakar premium atau solar dengan bahan bakar LPG dapat dilakukan melalui dua sistem yaitu :

1.        Sistem Bi-fuel

Sistem bi-fuel merupakan suatu sistem konversi bahan bakar pada kendaraan bermotor, sehingga dapat beroperasi dengan menggunakan dua jenis bahan bakar yang dipilih sesuai dengan jenis bahan bakar yang diperlukan. Perubahan ke sistem ini dilakukan hanya dengan memasang peralatan konversi (conversion kit) LPG tanpa merubah sistem bahan bakar konvensional sehingga kendaraan tersebut dapat beroperasi menggunakan bahan bakar bensin atau LPG. Pemilihan penggunaan bahan bakar tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan switch yang dipasang di bagian depan/panel  kendaraan. Kelemahan sistem ini adalah belum adanya kesepakatan mengenai waktu penyalaan dan bentuk mixer yang cocok untuk kedua jenis bahan bakar sehingga menyebabkan menurunnya daya dan kecepatan maksimum yang dihasilkan bila kendaraan tersebut menggunakan bahan bakar LPG. Hal ini dikarenakan kendaraan yang digunakan memang telah di desain beroperasi dengan bahan bakar bensin. Kelemahan lain adalah sistem ini hanya dapat diterapkan pada kendaraan bensin. 
 

2.          Sistem Full Dedicated

Sistem full dedicated merupakan suatu sistem konversi bahan bakar pada kendaraan bermotor sehingga kendaraan tersebut hanya dapat beroperasi dengan bahan bakar LPG saja. Kelebihan sistem ini dapat diterapkan pada kendaraan bensin maupun diesel. Pada kendaraan bensin untuk mendapatkan hasil yang baik perlu dilakukan sedikit perubahan yaitu rasio kompresi dinaikkan satu angka lebih tinggi dari rasio kompresi kendaraan yang sebelum dikonversikan dan waktu penyalaan yang perlu disesuaikan dengan bahan bakar LPG. Sistem full dedicated pada kendaraan bensin dapat diubah kembali ke sistem konvensional. Sedang pada kendaraan diesel perubahan yang diperlukan akan lebih rumit karena kendaraan tersebut harus diubah menjadi kendaraan bensin.